Semangat Budaya – Berikut adalah pemakaian kata abih berikut arti dan maknanya serta pemakaiannya dalam berbagai ungkapan Minang.
1. Abih
Abih atau sebagian orang Minang menyebutnya habih, adalah kata yang artinya sepadan dengan habis atau lenyap. Uniknya, satu kata ini saja, bisa memiliki makna yang berbeda-beda apabila konteks pemakaiannya pada kalimat juga berbeda.
Misalnya apabila sebuah keluarga tidak memiliki anak perempuan, maka orang biasa menyebut keluarga itu keturunannya sudah “abih”. Karena, dalam adat minang, darah keturunan yang diikuti adalah darah dari pihak perempuan. Maka, apabila dalam sebuah keluarga tidak ada keturunan perempuan trahnya berarti dianggap sudah usai.
Lain lagi bila kata abih berada pada kalimat “abih den!”. Kalimat ini bukan bermakna bahwa orang yang menggunakannya sudah lenyap. “Abih den!” artinya seseorang merasa sudah begitu menderita oleh sebuah perkara. Kadang kalimat ini juga dipakai dalam rangka bercanda, apabila seseorang merasa dirinya sudah tersudut oleh omongan temannya.
2. Abih tanaman dek binalu
ungkapan ini berarti telah habis pokok karena ulah benalu. Maknanya apabila seseorang sifatnya sama dengan benalu, parasit yang tidak membalas guna. Segala kebaikan yang ia terima malah dibalas dengan pengkhianatan.
3. Abih aka
Artinya kehabisan akal. Apabila seseorang sudah tidak punya jalan keluar untuk menyelesaikan sebuah masalah, maka berarti ia sudah “abih aka”.
4. Abih ari babilang minggu
Artinya habis hari berbilang Minggu. Maknanya perubahan waktu yang semakin lama. Biasanya dipakai oleh tukang kaba, atau tukan dendang, atau tukang rabab untuk menggambarkan peralihan peristiwa setelah rentang waktu yang panjang.
5. Abih tandeh
Artinya habis sampai lenyap. Biasanya dipakai untuk menggambarkan situasi dimana sesuatu yang biasanya tampak menjadi tidak tampak lagi. Entah oleh sebab pergi beranjak, habis dimakan, habis di pakai dan lain sebagainya.