PREMAN IZET, LEBIH PREMAN LAGI PARA “URANG BAGAK” LEGENDARIS INI

by -

Semangat Budaya – Izet sebagai nama seorang preman belakangan marak di munculkan di media sosial. Pasalnya, lelaki ini tertanghkap kamera sedang memalak sopir truk.

Konon lokasi berlangsungnya pemalakan itu tak berapa jauh dari pabrik PT Semen Padang. Dalam video itu seorang lelaki menggertak, sampai memakai kata kotor untuk memalak sopir yang sudah “mambana” padanya. Lalu ia menyebut namanya Izet. Namun aksi premanisme tidak dibenarkan dalam adat Minang. Orang Minang menjunjung tinggi sopan santun dan nilai-nilai Islami yang tidak membolehkan pemerasan.

Tapi Izet mungkin lupa, bahwa ia bukan preman pertama di Sumbar. Pernah di masa yang jauh sebelum sekarang, ada sejumlah tokoh preman legendaris dari Sumbar yang mungkin lebih preman lagi dari dirinya.

1. Parewa

Tokoh-tokoh parewa sering muncul dalam kisah randai. Dimana, mereka digambarkan berkarakter keras dan suka merampok. Korban mereka umumnya adalah para perantau sukses atau orang-orang kaya. Mereka suka mengintai korban di pinggir jalan dan mengaku sebagai penguasa wilayah. Tapi lucunya, para parewa ini justru sering membuat kelucuan dalam penampilannya. Mereka selalu saja kalah saat melawan “lakon”.

2. Sidi Mara

Tokoh legendaris ini muncul dari Pariaman. Ia bagaikan robin hood yang suka merampok kapal-kapal Belanda. hasil rampokan disalurkannya pada orang miskin. Dalam catatan kriminal kolonial, Sidi Mara pernah membakar gudang Belanda. Menurut para sejarawan, Sidi Mara berasal dari Pariaman. Pria ini sesungguhnya adalah broker yang kaya raya. Ia juga punya mental juang luar biasa. Sidi Mara hanya preman di mata Belanda, karena sangat merugikan kaum penjajah tersebut.

Sidi Mara disebut-sebut punya andil besar dalam pergerakan kaum paderi dalam melawan kompeni.Ia menyuplai kebutuhan pejuang paderi semasa pergolakan berlangsung. Dan Sidi Mara juga tak pernah menyakiti pribumi, kecuali pengkhianat.

3. Juki

Dalam kisah Siti Baheram, salah satu kisah randai paling terkenal dari Pariaman, tersebutlah tokoh bernama Juki. Ia adalah sosok pemain judi yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan modal bermain sabung. Dalam kisah ini, Juki yang konon merupakan tokoh asli sampai membunuh Baheram. Kejahatan Juki tercium Belanda, lalu ia dihukum. Hingga kini, kisah Siti Baheram tetap dimainkan di dalam Randai. Ketika Juki muncul, para penonton biasanya menyorakinya. Inilah uniknya randai, bila ada tokoh yang tak disukai penonton, maka mereka (para penonton) boleh menyorakinya.

4. Aladin Banuali

Aladin Banuali adalah salah seorang pelaku kriminal paling terkenal di era 60-an. Ia punya nama besar di kawasan Bukittinggi, meski aslinya berasal dari Solok. Tapi Aladin tidak pernah membunuh korbannya. Ia hanya merampas harta seperlunya.

Aladin sudah berlaki-kali keluar masuk penjara. Hingga akhirnya, tokoh yang disegani “urang bagak” se Sumbar ini tobat. Ia kemudian menjadi kontraktor. Bahkan Aladin pernah pula menulis sebuah novel berjudul Pasrah. Novel ini populer berkat pemuatan secara bersambung di koran Singgalang pada masa itu.

5. Si Ganjia

Sebelum Padang menjadi Padang yang sekarang, dulunya di zaman kolonial adalah kota dengan beberapa komplotan penjahat di dalamnya. Salah satu yang terkenal adalah Si Ganjia. Belanda sangat resah dengan keberadaan perampok ini. Dia punya tangan kanan yang konon sangat sakti bernama Judin.

Belanda berupaya betul menangkap komplotan Si Ganjia. USaha itu baru berhasil setelah Judin dilumpuhkan. Keberhasilan penangkapan ini disambut baik oleh masyarakat. Masyarakat Koto Tangah bahkan mengadakan pesta untuk merayakan ditangkapnya Si Ganjia.

6. Si Kacak

Kacak adalah preman yang muncul dalam kisah Sengsara Membawa Nikmat. Dalam novel yang ditulis oleh Toelis Sutan Sati ini, Kacak digambarkan sebagai keturunan penguasa yang suka semena-mena. Ia adalah preman begajulan yang suka menebar fitnah. Ia sangat licik dan bermusuhan dengan orang baik. Dalam kisah Sengsara Membawa Nikmat, musuh utama Kacak adalah Midun.

Kacak suka menguji-uji kemampuan silat Midun, tapi selalu kalah sehingga dirinya menjadi olok-olokan orang sekampung. Untuk mengalahkan Midun, kacak akhirnya memfitnah pemuda itu, mulai dari fitnah ingin membunuh mamaknya yang gila, sampai fitnah mencuri kuda milik Datuk Penguasa. Akhirnya Kacak ditangkap ketika Midun sudah berhasil menjadi pejabat opas Belanda.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.