Semangat Budaya – Juhuan atau si juhuang memang nama yang sulit dieja pakai lidah. Namun nama ini sangat akrab di lisan para nelayan di Sumatera Barat. Terutama mereka yang sudah tergolong senior. Makhluk apa itu Sijuhuang? Menurut Pardi (65), nelayan di kawasan Tarusan pesisir Selatan, Sijuhuang adalah sebangsa pari raksasa. Hewan ini paling kecil sekira 4×43 meter. “Paling besar bisa selebar musola,” terangnya.
Sijuhuang bukan pari yang mudah dijumpai. Namun, karena kelangkaannya itu, sulit pula akal orang modern untuk mempercayai eksistensinya. Beberapa nelayan lain bersaksi, ketika sauh kapal mereka tersangkut di tubuh Sijuhuang, kapal merekapun dilarikan. “Kapal tondo besar saja, bisa secepat avanza dibikinnya kalau sudah dilarikan Sijuhuang itu,” terang Oyong, nelayan lain.
Untuk diketahui kecepatan rata-rata kapal jauh dibawah kendaraan kelas mini van.
Sijuhuang tidak dijumpai di perairan dangkal. Sekitar 100 meter atau lebih, disitulah makhluk ini dipercaya suka bermain. Tapi tidak seperti kebanyakan pari, Sijuhuang lebih suka main ke atas (permukaan-red).
Menurut banyak orang modern, jika benar Sijuhuang ada, diperkirakan itu adalah sejenis pari manta, pari terbesar di dunia yang hidup di perairan tropis, termasuk Indonesia. Namun, sebagaimana mitos umumnya, pembuktikan keberadaan Sijuhuang sampai sekarang masih sulit dipastikan.
Masyarakat nelyan Sumatera Barat mempercayai banyak hal yang terkesan hanya mitos belaka. Mungkin hanya riset serius yang dapat membuktikan mitos-mitos tersebut. Tapi kekayaan mitologis ini begitu kuat karena rata-rata yang mempercayainya memang mereka yang sudah kenyang makan asam garam di laut.