Semangat Budaya – Uruik atau urut merupakan metoda pengobatan yang jamak dijumpai di berbagai daerah di Indonesia. Salah satu prakteknya juga ada di Sumbar. Namanya uruik patah tulang. Pengobatan ini tidak banyak yang menguasai. Hanya tukang urut kelas “pakar” saja yang mampu meladeni keluhan pasien yang ingin fraktur (patah) tulangnya disembuhkan.
“Biasanya yang urut patah tulang itu adalah korban kecelakaan. Mereka harus segera mendapat pertolongan sebelum tulang yang patah merusak bagian lain di tubuhnya,” kata Iqbal (45) salah seorang ahli urut di kawasan Sijunjuang. Dikatakannya, dengan menjalani pengobatan uruik patah tulang, pasien biasanya memang mengerang kesakitan.
“Namanya tulang patah lalu di betulkan lagi, rasanya tentu sakit. Tapi itu lebih baik ketimbang keadaan tubuhnya makin memburuk,” sebutnya.
Biasanya setelah urut patah tulang dilaksanakan, pasien akan diberi bidai. Bidai adalah penyangga dari bahan kayu, atau pelepah rumbia yang pasangkan pada bagian yang patah. Lalu “penyangga” ini akan dibalut dengan perban setelah sebelumnya bagian yang patah juga dilumuri dengan gilingan bahan alam.
Selain patah tulang, biasnaya tukang urut pro ini juga bisa mengembalikan posisi sendi yang meleset, atau otot yang kejang. (*)